PENDIDIKAN ALAM SEKITAR
A.
PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan suatu proses dimana semua ilmu dianjurkan agar manusia mencapai apa yang diinginkan dan mendapatkan hak-haknya sebagai makhluk hidup dan sebagai makhluk sosial. oleh sebab itu, pendidikan khususnya pendidikan formal menjadi sangat penting untuk dapat diikuti oleh semua anak agar tercapainya suatu cita-cita dan menghadapi kemajuan zaman dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat.
Banyak sekali terjadi siswa mengeluhkan bahwa guru dalam menyampaikan mata pelajaran kurang ada
variasi dan sering terkesan membosankan, sehingga dibutuhkan cara lain dalam
suatu metode pembelajaran, yaitu melalui pendidikan alam sekitar, dengan
harapan adanya variasi dalam pembelajaran melalui pendidikan alam sekitar akan
membuat para siswa dapat menerima dan mencerna materi dengan baik dan dapat
melihat objek kajiannya secara langsung.
B.
PEMBAHASAN
a.
Definisi pendidikan alam sekitar (Sekolah alam)
Pendidikan dapat dimaknai sebagai
proses mengubah tingkah laku anak didik agar menjadi manusia dewasa yang mampu
hidup mandiri sebagai anggota masyarakat dalam lingkungan alam sekitar dimana
individu itu berada[1].
Dan yang dimaksud alam sekitar meliputi lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat
dan lingkungan sekitar. Artinya siswa dibawa keluar kelas/sekolah sehingga
mereka dapat belajar dari lingkungan, keluarga, dan masyarakat secara nyata.
b.
Perintis Model Pembelajaran Alam
Perintis pembelajaran ini antara
lain adalah Fr. Finger (1808-1888) di Jerman dengan “haimatakunde” ( pengajaran alam
sekitar ), dan J. Lighart (1859-1916) di Belanda dengan “Het volle Leven”
(kehidupan senyatanya)[2].
Keduanya memiliki prinsip
masing-masing, dan keduanya menamai model pembelajaran tersebut dengan nama
gerakan haimatakunde dan gerakan
Het volle Leven. Yang dimana gerakan tersebut mengacu pada
pendidikan yang mendekatkan anak pada alam sekitarnya yang mereka namakan
dengan gerakan pendidikan alam sekitar.
Prinsip-prinsip gerakan haimatakunde
(Pengajaran alam sekitar) yaitu[3] :
a)
Dengan
pengajaran alam itu, guru dapat memperagakan secara langsung sesuai dengan
sifat-sifat atau dengan dasar-dasar pengajaran.
b)
Pengajaran
alam sekitar memberikan kesempatan sebanyak-banyaknya agar anak aktif atau giat
tidak hanya duduk, dengar, dan mencatat saja.
c)
Pengajaran
alam memungkinkan untuk memberikan pengajaran totalitas.
d)
Pengajran
alam sekitar memberikan kepada anak
bahan apresiasi intelektual yang kukuh dan tidak verbalitas.
e)
Pengajaran
alam sekitar memberikan aspirasi emosional, karena alam sekitar mempunyai
ikatan alam emosional dengan anak.
Dengan ini maka alam sekitar tidak berbeda
untuk anak ataupun orang dewasa, karena segala kejadian di alam dan sekitarnya
merupakan sebagian dari hidupnya sendiri dalam suka maupun duka. Karena alam
sekitar juga termasuk dalam katagori ruang lingkup dalam pendidikan yaitu
pendidikan secara arti luas, dimana objek pendidikanya adalah lingkungan
setempat[4].
Prisip-prinsip Het volle Leven (Kehidupan
senyatanya) yaitu[5]:
a)
Anak
harus mengetahui barangnya terlebih dahulu sebelum mengetahui namanya.
b)
Pengajaran
sesungguhnya harus mendasarkan pada pengajaran selanjutnya atau mata pengajaran
yang lain harus dipusatkan atas pengajaran itu.
c)
Haruslah
dilakukan perjalanan memasuki hidup senyatanya kesemua jurusan, agar semua murid paham akan hubungan antara
bermacam-macam lapangan dalam hidupnya.
Pokok-pokok pendapat pengajaran alam
sekitar tersebut telah banyak dilakukan disekolah, baik dengan peragaan,
penggunaan bahan lokal dalam pengajaran dan lain-lain. Menurut Tirtarahardja
dan Sula berpendapat bahwa konsep pendidikan alam sekitar telah ditetapkan
adanya materi pelajaran muatan lokal dalam kurikulum, termasuk penggunaan alam
sekitar. [6]
Dengan kurikulum muatan lokal
tersebut diharapkan anak semakin dekat dengan alam sekitar dan masyarakat
lingkungannya. Disamping alam sekitar sebagai bahan ajaran, alam sekitar juga
menjadi kajian empirik melalui percobaan, studi banding dan sebagainya. Dengan
memanfaatkan sumber daya alam sekitar diharapkan anak dapat mencintai,
menghargai, dan melestarikan lingkungan alam sekitar sebagai sumber kehidupannya.
c.
Ruang Lingkup Pendidikan Alam Sekitar
Beberapa ahli pendidik membagi
faktor alam sekitar (milieu) menjadi 3 bagian:
a)
Lingkungan
keluarga[7]
Di dalam keluargalah anak didik mulai mengenal hidupnya dari kecil
samapai dewasa, dengan hal ini bahwa lingkungan keluarga merupakan salah satu
faktor alam sekitar yang berpengaruh besar terhadap perkembangan dan
pertumbuhan anak. Oleh karena itu pendidikan di lingkungan keluarga merupakan
dasar bagi segala pendidikan selanjutnya.
Maka dari itu dasar kehidupan didalam keluarga jangan sampai
meninggalkan dasar-dasar pendidikan yang baik, sebab kemajuan perkembangan dari anak didik harus selalu
diperhatikan agar menjadi anak yang baik dalam menjalani kehidupan.
Beberapa contoh praktek pendidikan yang dilakukan oleh orang tua
dalam keluarga yaitu menggunakan sifat kepemimpinan diantaranya adalah:
a.
Sifat
kepemimpinan otoriter
Dengan model kepimpinan otoriter dalam keluarga, akan dimungkinkan
anak akan bersifat sebagai berikut :
1.
Kurang
inisiatif
2.
Gugup
(nerveus)
3.
Ragu-ragu
4.
Suka
membangkang
5.
Menentang
kewibawaan orang tua
6.
Penakut
7.
Penurut
b.
Sifat
kepemimpinan Liberal
Dalam
keluarga Liberal ini maka sifat atau pribadi anak yang terjadi adalah :
1.
Agresif
2.
Menentang
atau tidak dapat bekerjasama dengan orang lain.
3.
Emosi
kurang stabil
4.
Selalu
berekspresi bebas
5.
Selalu
mengalami kegagalan karena tidak ada bimbingan
c.
Sifat
kepemimpinan Demokrasi
Sifat-sifat
pribadi dari keluarga yang Demokrasi adalah:
1.
Anak
aktif dalam hidupnya
2.
Penuh
inisiatif
3.
Percaya
kepada diri sendiri
4.
Perasaan
sosial
5.
Penanggung
jawab
6.
Menerima
kritik dana terbuka
7.
Emosi
lebih stabil
8.
Mudah
menyesuaikan diri
b)
Lingkungan
Sekolah[8]
Sekolah merupakan tempat latihan persaudaraan dan persahabatan.
Suasana sekolah ditentukan oleh pekerjaaan-pekerjaan yang berganti-ganti
macamnya yang dilakukan dengan gembira. Kalau sekolah tidak dapat menciptakan
suasana kerja gembira, maka tidak akan dapat dilaksanakan pekerjaan mendidik
yang baik. Sekolah merupakan sarana dan prasarana yang dapat dipercaya oleh
orang tua untuk mendidik anaknya agar menjadi anak yang baik. Disekolah
anak-anak akan memperoleh kecakapan-kecakapan seperti membaca, menulis,
berhitung, menggambar, serta ilmu-ilmu lain.
c)
Lingkungan
masyarakat[9]
Setiap masyarakat dapat mempunyai dan mempengaruhi pendidikan dengan
cita-citanya. Masyarakat mempunyai tujuan tertentu, yaitu agar anak didik yang
muda-muda itu kelak dapat membantu kepada masyarakat dan mengabdi kepada
negara.
d.
Aplikasi pendidikan alam sekitar
Berbagai
peninggalan dan pengalaman kegiatan masyarakat. Hal itu dapat diperoleh,
misalnya:
1.
Berbagai
objek atau tempat peninggalan sejarah, seperti: makam para wali dan museum.
2.
Berbagai
dokumentasi sejarah perkembangan keagamaan yang terdapat dalam arsip nasional
dan lain-lain.
3.
Pengikutsertaan
siswa dalam berbagai kegiatan keagamaan, seperti menyelenggarakan perayaan
hari-hari besar islam.
Dari kenyataan alam, misalnya:
1.
Membawa
siswa ke kebun binatang untuk melihat dan mengamati berbagai kehidupan hewan.
2.
Membawa
siswa berkarya wisata, berkemah, menikmati keindahan alam bebas, dan mengagumi
tatanan alam.
3.
Membawa
siswa ke planetarium untuk melihat gambaran penataan alam semesta.
Dari contoh kelakuan masyarakat, misalnya:
1.
Membawa
mereka berkunjung kepada tokoh-tokoh ulama terkenal sehingga mereka mengenal
betapa kehidupan ulama itu berkesempatan untuk menimba dari ulama itu
sekedarnya. Pengalaman demikian itu perlu untuk menemukan dan meresapkan cita
dan citra islam.
2.
Membawa
siswa kepada kehidupan suatu masyarakat agama yang homogen, sehingga mereka
memperoleh perbandingan yang nyata tentang kehidupan diri dan harapan-harapan
kehidupanya di masa datang dari pengalaman yang di perolehnya itu. Kehidupan
yang dimaksud terdapat dalam masyarakat agama tertentu atau pesantren-pesantren
tertentu.
3.
Membawa
siswa ke lembaga-lembaga pendidikan islam yang “bonafide” untuk mengenal,
bergaul, dan saling meluaskan pandangan tentang betapa mereka menata kehidupan
beragama yang baik di sekolah.
e.
Kelebihan dan kekurangan dari pembelajaran alam sekitar
Ada beberapa kelebihan dari model pendidikan alam sekitar:
1.
Dengan
pengajaran alam sekitar, guru dapat
memperagakan secara langsung sesuai dengan sifat-sifat atau dasar-dasar
pengajaran.
2.
Pengajaran
alam sekitar memberikan kesempatan sebanyak-banyaknya agar anak aktif giat
tidak hanya duduk, dengar, dan catat saja.
3.
Pengajaran
alam sekitar memungkinkan untuk memberikan pengajaran totalitas.
4.
Pengajaran
alam sekitar memberikan kepada anak bahan apresiasi intelektual yang kukuh dan
tidak verbalitas, dan
5.
Pengajaran
alam sekitar memberikan apresasi emosional, karena alam sekitar mempunyai
ikatan emosional dengan anak.
Meskipun demikian, ada pula kelemahan dari model pendidikan alam
sekitar ini, diantaranya ialah:
1.
Karena
model pendidikan ini tidak hanya membutuhkan buku, dan pengajar. Namun ada
faktor lain yang di perlukan. Seperti halnya lingkungan sekitar dan juga peraga
serta atribut penunjang lainnya. Sehingga model pendidikan ini membutuhkan
biaya yang lebih banyak.
2.
Model
pendidikan ini juga membutuhkan kontrol dan pengawasan yang lebih ketat. Karena
peserta didik belajar tidak hanya di dalam ruangan, sehingga hambatan yang ada
di luar sangat mungkin terjadi.
3.
Sangat
bergantung pada cuaca, karena lokasi yang biasa digunakan dalam model
pendidikan ini lebih cenderung ke alam
sekitar yang berada di arena luar ruangan, sehingga bila cuaca yang kurang
mendukung, seperti hujan atau terlalu panas, hal tersebut akan sangat
mempengaruhi pembelajaran yang berlangsung
4.
Karena
lokasi yang lebih luas dari pembelajaran di dalam ruangan, itu berarti sangat
memungkinkan waktu yang dibutuhkanpun akan lebih banyak dengan objek
kajian yang lebih banyak.
C.
KESIMPULAN
Dalam proses kegiatan belajar mengajar terdapat tujuan dari pembelajaran itu sendiri
yang harus bisa tercapai, Salah satu diantara tujuan tersebut adalah siswa mudah memahami dan mencerna mata
pelajaran yang disampaikan dengan baik dan benar. Dan salah satu cara untuk
tercapainya proses belajar mengajar tersebut adalah melalui metode pendidikan
alam sekitar, karena selain siswa dapat belajar di dalam ruangan siswa juga
mampu belajar dengan suasana alam sekitar, dan juga dapat menjadikan siswa
belajar untuk beradaptasi dan berintraksi dengan alam sekitar.
Tetapi dalam menerapkan metode ini, ada juga kelemahan yang harus dipertimbangkan sebelum metode
diterapkan, diantaranya adalah bahwa pengajaran alam sekitar berhubungan dengan
cuaca, keamanan, biaya, dan lain sebagainya.
DAFTAR PUSTAKA
Imam,
Sutari Barnadib. Pengantar ilmu pendidikan. Yogyakarta: fakultas ilmu
pendidikan, 1983.
Sagala,syaiful.
Konsep dan makna pembelajaran. Bandung: Alvabeta, 2011.
Muamanah binti,
ilmu pendidikan. Yogyakarta: Teras, 2009.
[1] Syaiful
Sagala, M.Pd. Konsep dan makna pembelajaran (Bandung: Alfabeta, 2011), hlm
3.
[2] Ibid., hlm. 180.
[3] Ibid.,hlm. 180.
[4] Binti muanah, Ilmu
pendidikan,(jogja: Teras, 2009), hlm. 1.
[5] Prof. Dr.
Syaiful Sagala, konsep dan makna pembelajaran (Bandung: Alabeta, 2011),
hlm. 181.
[6] Ibid., hlm.
181.
[7] Dr.Sutari Imam
Barnadib, Pengantar Ilmu Pendidikan Sistematis, (Yogyakarta: Penyalur
Tunggal, 1982), hlm. 120.
[8] Ibid.,hlm.
129.
[9] Ibid.,hlm.
143.
contoh makalah STAIN purwokerto
BalasHapus