A.PENGERTIAN FILSAFAT ISLAM
Filsafat islam berasal dari kata yunani,yaitu philosophia, kata
berangkai dari kata philein yang berarti mencintai,dan sophia
berarti kebijaksanaan. Philosophia berarti cintai akan
kebijaksanaan(Inggris: love of wisdom, Belanda:wijsbergeerte,
arab :muhibbu al hikmah). Orang yang berfilsafat di sebut
“filsuf”atau”filosofi” artinya pecinta kebijaksanaan.
Dalam arti
pengetahuan sejati, kata philosophia bertahan mulai Plato sampai Aristoteles,
tetapi objeknya meliputi juga ilmu,yaitu usaha untuk mencari sebab yang
universal. Pembentukan kata filsfat
menjadi kata indonesia diambil dari kata barat fil dan safat dari kata arab
sehingga terjadilah gabungan antara keduanya dan menimbulkan kata filsafat.
Kata sophia
dipindahkan oleh orang arab ke bahasa mereka dengan kata hikmah, lihat
Al-baqarah;2:269:
ÎA÷sã
spyJò6Åsø9$#
`tB
âä!$t±o
4
`tBur
|N÷sã
spyJò6Åsø9$#
ôs)sù
uÎAré&
#Zöyz
#ZÏW2
3
$tBur
ã2¤t
HwÎ)
(#qä9'ré&
É=»t6ø9F{$#
ÇËÏÒÈ
269. Allah menganugerahkan Al Hikmah (kefahaman yang dalam
tentang Al Quran dan As Sunnah) kepada siapa yang dikehendaki-Nya. dan
Barangsiapa yang dianugerahi hikmah, ia benar-benar telah dianugerahi karunia
yang banyak. dan hanya orang-orang yang berakallah yang dapat mengambil
pelajaran (dari firman Allah).
Kebijaksanaan atau pengetahuan
sejati itu tidak mungkin didapati oleh satu orang. Sejarah mencatat bahwa
setelah timbulnya seorang filsuf, muncul kemudian filsuf lain yang mengoreksi
penemuan yang pertama dan mengajukan gagasan-gagasan yang memperbaharui gagasan
yang pertama,demikianlah selanjutnya sepanjang kehidupan manusia berlangsung. Hal
ini dimungkinkan keingintahuan manusia berasal dari potensi kemanusiaan yang di
anugerahkan Allah swt. Yaitu akal, intuisi, alat indera dankekuatan fisik. adapun
penemuan yang mencangkup seluruh pertanyaan-pertanyaan hidup mengenai isi, arti
dan makna dari segala sesuatu yang dilihat dan di alami manusia. Secara
sederhana filsafat adalah hasil kerja berpikir sdalm mencari hakikat segala
sesuatu secara sistematis, radikal dan universal. Filsafat islam adalah hasil
pemikiran filsuf tentang ketuhanan, kenabian, manusia dan alam yang disinari
ajaran islam dalam pemikiran yang logis dan sistematis.
Ahmad fu’ad al-ahwani mendefinisikan
filsafat islam sebagai pembahasan tentang alam dan manusia yang disinari ajaran
islam. Tentang disiplin ilmu ini, terdapat dua versi pendapat, yaitu filsafat
islam dan filsafat arab,dengan masing-masing argumentasinya.yang memberi nama
filsafat arab pada pokoknya mengajukan alasan :
Pertama
: predikat arab diberikan kepada ilmu ini krena bahasa yang digunakan dalam
pengungkapanya adalah bahasa arab. Maurice de wulf pendukung pendapat ini
menyatakan, istilah islam tidak tepat menjadi ciri ilmu ini, karena berarti
menharuskan orang menelaah buku-buku selai berbahasa arab, misalnya urdu,
persia, sedangkan karya yang di teliti adalah arab, tanpa memperhatikan agama
penulisnya.
Kedua
: dengan memberi cap islam pada ilmu ini,berarti diharuskan menghilangkan
sejumlah tokoh pemikir dan penterjemah yang bukan beragama islam dan tidak
sedikit jasanya dalam membangun kembangkan ilmu ini, tetapi masih dalam rumpun
bangsa arab, sperti majusi, nasrani, yahudi dan shabiah.
Ketiga
: sejarah arab lebih tua dari sejarah islam. Islam lahir dikalangan bangsa
arab, disebarluaskan oleh bangsa arab, maka seluruh kebudayaan pada sejarah
bangsa ini harus diberi predikat”arab” termasuk filsafatnya.
Adapun yang memberi istilah filsafat
islam,intinya mengemukakan 3 alasan, yaitu :
Pertama
: para filsuf yang tercatat memberikan sumbangan pengetahunya kepada
perkembangan ilmu ini sendiri menamakan dengan Filsafat islam. Filsuf tersebut
antara lain Al-kindi,Al-farabi, dan Ibnu rusyd.
Kedua
: bahwa islam itu bukan sekedar nama agama, tetapi juga mengandung unsur
kebudayaan dan peradaban. Sejak lahirnya islam telah merupakan kekuatan politik
yang berhasil mempersatukan pelbagai suku bangsa menjadi satu umat dalam
kekhalifahan islam. Dengan predikat arab berarti harus dikeluarkan para filsuf
yang bukan bangsa arab, padahal jumlah mereka lebih banyak, antara lain : Ibnu
sina, Al-ghazali, dan Ibnu Khaldun.
Ketiga
: filsafat islam tidak mungkin terbina tanpa Dawlah islamiyah, dan persoalan
yang dibahas juga persoalan agama islam, maka adalah tepat menamakanya filsafat
islam.
Diantara mereka yang berpihak pada
istilah Filsafat arab adalah Hana Fakhuri dan Khalil jari dalam bukunya Tarikh
al-falsafah al-Arabiyyah, Emile Brehier dalam bukunya History de la
Philosophie, Maurice de wulf dalam bukunya History de la Philosophie. Majid
fakhry walaupun menanamkan bukunya
dengan A History of Islamic Philosophy, namun ia lebih cenderung
menamakan ilmu ini dengan filsafat arab karena dominasinya yang besar dalam
proses pertumbuhannya di banding para cendekiawan Syria, persia, turki dan
Barbar.
Hubungan filsafat islam dengan
ilmu-ilmu keislaman, dapat dijelaskan sebagai berikut
a.
Hubungan
fiafat islam dengan ilmu kalam
Kendati
ilmu kalam tetap menjadikan nash-nash agama sebagai sumber pokok, tetapi dalam
kenyataanya penggunaan dalil-dalil akal”melebihi”penggunaan dalil naqli yang
nampak pada perbincangan mutakallimin. Atas dasar itulah sejumlah pakar
memasukkan ilmu kalam dalam lingkungan filsafat islam, seperti Ibnu khaldun
dalam muqaddimah,Al-Iji dalam Al-mawaqif, musthafa Abd al-razik dalam tamhid li
tarikh al-falsafah al-islamiyah, dan renan dalam Ibn rusyd wa al-rusydiyyah.
Namun, dalm perkembangan ilmu-ilmu keislaman, antara keduanya dapat dibedakan. Filsafat
islam mengandalkan akal dalam mengkaji obyeknya—Allah, alam, dan manusia, tanpa
terkait dengan pendapat yang ada.nasah-nash agama hanya sebagai bukti untuk
membenarkan hasil temuan akal. Sebaliknya ilmu kalam mengambil dalil akidah
sebagai tertera dalam wahyu, yang mutlak kebenaranya, untuk mengkaji obyeknya
Allah dan sifat-sifatnya, serta hubungan Allah dengan alam dan manusia sebagai
tertuang dalam kitab suci, menjadikan filsafat sebagai alat untuk membenarkan nash
agama.
b.
Hubungn
filsafat islam dengan tasawuf
Filsafat
islam dan tasawuf dijelaskan sebagai beriut, objek filsafat membahas segala
sesuatu yang ada,baik fisika maupun metafisika yang dikaji dengan menggunakan
argumentasi akal dan logika. Objek tasawuf pada dasarnya mengenal Allah, baik
dengan jalan ibadah maupun melalui ilham dan intuisi.
c.
Hubungan
filsafat islam dengan ushul fikih
Dalam
memahami dan menafsirkan Al-Qur’an yang berkenaan dengan hukum diperlukan
ijtihad, yaitu suatu usaha dengan mempergunakan akal dan prinsip kelogisan
untuk mengeluarkan ketentuan-ketentuan hukum dari sumbernya. Mengingat
pentingnya ijtihad ,para pakar hukum islam menganggapnya sebagai sumber hukum
ketiga, setelah Al-Qur’an dan hadist. Termasuk ijtihad tersebut adalah qiyas,
yakni menyamakan hukum sesuatu yang tidak ada nash hukumnya dengan hukum
sesuatu yang lain yang ada nash hukumnya atas dasar persamaan illat(sebab).
Dalam
sejarah para filsuf memadukan unsur-unsur filsafat, ilmu, dan agama menjadi
satu kesatuan yang saling mendukung.
Dimungkinkan
seorang filsuf sebagai ilmuan,karena filsafat tidak melihat kenyataan ini
sebagai suatu yang terpilah-pilah seperti halnya ilmu,tetapi sebagai sesuatu
kesatuan. Jadi ilmu mendekati objeknya secara analitik dan deskriptif, maka
filsafat lebih sintetik atau sinopotik. Maka ilmu bertujuan mengamati alam dan
mengontrol proses-proses,maka filsafat bertugas mengkritik,menilai dan
menertibkan tujuan-tujuan.
B.
HUBUNGAN FILSAFAT ISLAM DENGAN FILSAFAT YUNANI
Pemikiran yunani dapat dibagi
menjadi dua zaman:
1.
Zama yunani atau
helenis, zaman ini ditandai dengan munculnya pemikir-pemikir yunani dari abad
VI SM sampai akhir abad IV SM, di antara pemikir atau aliran-aliran itu adalah
filsafat alam dari Milite yang cenderung materialistis,aliran atomistis yand
didukung oleh Leukippos dan Demokritos, kaum Elea yang bercorak
metafisis,aliran phytagoras yang bercorak mistis dan matematis, kaum sofist,
socrates,plato aristoteles, dan aliran peripatetik yang menekankan pada aspek
epistimologi,etika,aksiologi dan kemanusiaan.
2.
Zaman
helenistis-romawi,yakni zaman setelah Aristoteles (322 SM). Dimulai dengan
pemerintahan Alexander the great (356-326 SM) yang dikenal dengan Helenisme.
Pada masa ini, filsafat yunani tidak hanya diyunani dan oleh bangsa yunani
asli,tetapi telah meluas sebagai warisan yunani yang dikembangkan oleh orang-orang
romawi, dan oleh pemikir mesir dan syria, atau oleh pemikir-pemikir yang
terdapat di sekitar laut tengah. Zaman ini diawali pada abad IV SM sampai
pertengahan abad VI M di romawi barat berousat di roma, dan di byzantium
(romawi timur) sampai pertengahan abad VII M yang berpusat di Alexandria (Iskandariah),
sampai abad VIII di Syria dan Irak pada sekolah-sekolah Edessa, Nisibis, dan
Atioch. Dengan kata lain, sampai munculnya era filsafat islam di tandai dengan
masa penerjemahan lewat lembaga Bait al-hikmah di Baghdad.
BAB
II
FILSAFAT
ISLAM DI DUNIA ISLAM TIMUR
A.
AL-KINDI
1.
Biografi
Al-kindi yang dikenal sebagi filsuf
muslim keturunan Arab pertama, nama lengkapnya Abu yusuf yakub ibn Ishaq ibn
al-Shabbah ibn imran ibn Muhammad ibn al-Asy’as ibn Qais al-kindi. Ia populer
dengan sebutan Al-kindi, yaitu dinisbatkan kepada Kindah, yaitu suatu kabilah
terkemuka pra-islam yang merupakan cabang dari bani kahlan yang menetap di
yaman.
Lahir di kufah sekitar 185 H (801 M)
dari keluarga kaya dan terhormat. Kakek buyutnya, al-Asy’asx ibn Qais adalh
salah seorang sahabat nabi yang gugur bersama sa’ad ibn abi waqqas dalam
peperangan antara kaum muslimin dengan persia di irak. Sedangkan ayahnya Ishaq
ibn al-shabbah adalah gubernur kuffah pada masa pemerintahan al-mahdi (775-785
M) dan Al-rasyid (786-809 M). Ayahnya wafat ketia ia masih anak-anak , namun ia
tetap memperoleh kesempatan untuk menuntut ilmu dengan baik di bashrah dan
baghdad dimana dia dapat bergaul dengan ahli pikir terkenal.
Al-kindi hidup pada masa pemerintahan Daulah Abbasiyah (Al-amin, 809-813 M,Al-ma’mum, 813-833 M,
Al-mu’tashim,833-842 M, Al-watsiq, 842-874, dan Al-mutawakkil, 874-861 M),
suatu masa kejayaan dinasti abbasiyah dan berkembangya intelektual, khususnya
faham Mu’tazilah. Ia di undang oleh khalifah al-ma’mun untuk mengajar pada bait
al-hikmah dan mengasuh ahmad, putera khalifah Al-mu’tashim.
2.
Karyanya
Karya yang pernah ditulis Al-kindi dalam
berbagai bidang tidak kurang dari 270 buah.
Di dalam bidang filsafat, diantaranya
adalah :
a.
Kitab Al-kindi ila
al-mu’tashim billah fi al-falsafah al-ula(tentang filsafat pertama)
b.
Kitab al-falsafah al-dakhilat
wa al-masa’il al-manthiqiyyah wa al-muqtashah wa ma fawqa al-thabi’iyyah
(tentang filsafat yang diperkenalkan dan masalah-masalah logika dan muskil,
serta metafisika)
c.
Kitab fi annahu la
tanalu al-falsafah illa bi ilm al-riyadhiyyah (tentang filsafat tidak dapat
dicapai kecuali dengan ilmu pengetahuan dan matematika)
d.
Kitab fi qashd
aristhathalis fi al-maqulat (tentang maksud-maksud aristoteles dalam
kategori-kategorinya)
e.
Kitab fi ma’iyyah
al-‘ilm wa aqsamihi (tentang sifat ilmu pengetahuan dan klasifikasinya)
f.
Risalah fi hudud
al-asyya’ wa rusumiha (tentang definisi benda-benda dan urainya)
g.
Risalah fi annahu
jawahir la ajsam (tentang substansi tanpa badan)
h.
Kitab fi ibarah
al-jawami al-fikriyah (tentang ungkapan-ungkapan mengenai ide-ide komprehensif)
i.
Risalah al-hikmiyah
fi asrar al-ruhaniyah( sebuah tulisan filosofis tentang rahasia-rahasia
spiritual )
j.
Risalah fi
al-ibanah an al-‘illat al –fa’ilat al-qaribah li al-kawn wa al-fasad(tentang
penjelasan mengenai sebab dekat yang aktif terhadap alam dan kerusakan )
3.
Filsafatnya
a.
Talfiq
Al-kindi
berusaha memadukan (talfiq) antara agama dan filsafat. Menurutnya
filsafat adalah pengetahuan yang benar. Al-qur’an yang membawa argumen-argumen
yang lebih meyakinkan dan benar tidak mungkin bertentangan dengan kebenaran
yang di hasilkan filsafat. Karena itu mempelajari filasafat dan berfilsafat
tidak dilarang, bahka teologi adalah bagian dari filsafat, sedangkan umat islam
diwajibkan mempelajari teolgi.
Bertemunya
agama dan filsafat dalam kebenaran dan kebaikan
sekaligus menjadi tujuan dari keduanya. Agama di samping wahyu
mempergunakan akal,dan filsafat juga mempergunakan akal, yang benar pertama
bagi Al-kindi ialah Tuhan. Filsafat dengan demikian membahas soal Tuhan dan
agama ini pulalah dasarnya. Filsafat yang paling tinggi ialah filsafat tentang
Tuhan.
b.
Metafisika
Mengenai
ketuhanan, bagi Al-kindi ,Tuhan adalah wujud yang sempurna dan tidak di dahului
wujud lain.wujudnya tidak berakhir, sedangkan wujud lain disebabkan wujud-Nya.
Tuhan adalah maha Esa yang tidak dapat di bagi-bagi dan tidak ada zat lain yang
menyamai-Nya dalam segala aspek. Ia tidak di lahirkan dan tidak melahirkan.
Tuhan
dalam filsafat Al-kindi tidak mempunyai hakikat dalam arti aniah dan mahiah.Tidak
aniah karena Tuhan tidak termasuk
dalam benda-benda yang ada di alam, bahkan dia adalah pencipta alam. Ia tidak
tersusun dari materi dan bentuk. Dan juga tuhan tidak mempunyai hakikat dalam
bentuk mahiah, karena tuhan tidak merupakan genus atau spesies.tuhan
hanya satu, tidak ada yang serupa dengan Tuhan. Tuhan adalah unik, Ia adalah
hak al-awwal dan hak al-wahid. Ia semata-mata satu, hanya Ialah satu, selain
Dari Tuhan mengandung arti banyak.Tuhan bagi Al-kindi adalah pencipta bukan dan
bukan penggerak pertama sebagimana pendapat Aristoteles. Dalam membuktikanya
adanya Tuhan Al-kindi mengemukakan dalil empiris yaitu :
1.
Dalil baharu alam
2.
Dalil keraguan dan
kesatuan
3.
Dalil pengendalian
alam
Bagi Al-kindi, keterbatasan waktu dan
gerak merupakan petunjuk terhadap bermulanya dunia dalam waktu (hudus). Al-kindi
mempertanyakan apakah mungkin relitas dunia ini menjadi sebab wujud dirinya?
Tentu mustahil kata al-kindi. Karena kehadiran suatu realitas pasti ada sebab
yang mendahuluinya, dunia inipun demikian halnya baik dari segi gerak maupun
dari segi zaman. Dari segi gerak, karena gerak pada dasarnya mengikuti wujud
jism, karena tidak mugkin adanya gerak tanpa jism yang bergerak.dengan demikian
jism, zaman, dan gerak tidak dapat saling mendahului dalam wujud,semuanya ada
secara bersamaan. Alasan inilah yang menjadikan l-kindi berkesimpulan bahwa
dunia ini baharu dan ada penciptanya (al-muhadits), mustahil
dunia ini tak terbatas dan bersifat abadi.
Para filsuf kuno melukiskan manusia
sebagi mikrokosmos, yang dibedakan dengan dunia yang lebih luas atau
makrokosmos. Mengenai kosmologi Al-kindi berpendapat bahwa alam ini dijadikan
tuhan dari tiada (creatio ex nihilo). Allah tidak hanya menjadikan alam,
tapi juga mengendalikan dan mengaturnya,serta menjadikan sebagaimananya menjadi
sebab bagi yang lain.
Pendapat Al-kindi, penciptaan dunia
secara ex nihilio, menunjukan sikapnya yang masih sulit
melepaskan diri dari prinsip-prinsip teologis, teruntama mu’tazilah dan
bertujuan sebagai pembelaan terhadap kepercayaan islam dalam menghadapi
serangan-serangan yang dilancarkan oleh kaum materialistis, dan Manichaeanis
atau agnositik. Anggapan itu diperkuat dengan pendapat lain Al-kindi yang
mempertahankan ajaran adanya kebangkitan jasmani, kemungkinan terjadinya
mukjizat, dan keabsahan wahyu nabi, serta kemunculan dan kehancuran dunia oleh
Tuhan.
c.
Jiwa
Adpun tentang jiwa menurut Al-kindi ,
tidak tersusun mempunyai arti penting, sempurna dan mulia. Substansi roh
berasal dari substansi Tuhan. Hubungan roh dengan Tuhan sama dengan hubungan
cahaya dengan matahari. Selain itu jiwa bersifat spiritual,ilahiah, terpisah
dan berbeda dari tubuh. Sedangkan jism mempunyai sifat hawa nafsu dan pemarah.
Al-kindi
berpendapat jiwa mempunyai 3 daya, yakni : daya bernafsu , daya pemarah dan
daya berfikir. Daya berfikir ini di sebut akal. Bagi Al-kindi akal terbagi
kepada :
1.
Akal yang bersifat
potensial
2.
Akal yang telah
keluar dari sifat potensial menjadi aktual
3.
Akal yang telah
mencapai tingkat kedua dari aktualitas.
d.
Moral
Menurut Al-kindi , filsafat harus
memperdalam pengetahuan manusia tentang diri dan bahwa seorang filsuf wajib
menempuh hidup susila.
B.
AL-RAZI
1.
Biografi
Nama
lengkapnya adalah Abu bakar Muhammad ibn Zakaria ibn Yahya al-razi. Di barat
dikenal Rhazes. Lahir di Ray dekat teheran pada 1 sya’ban 251H(865 M). Ia hidup
pada pemerintahan dinasti saman (204-395H). Pada masa mudanya, ia menjadi
tukang intan, penukar uang dan sebagai pemusik kecapi. Di kota Ray ini ia
belajar kedokteran pada pada Ali ibn rabban Al-thabrani (192-240 H/ 808-855 M),
belajar filsafat kepada Al-balkhi, seorang yang senang mengembara, menguasai
filsafat dan ilmu-ilmu kuno . ia juga belajar maematika, astronomi,sastra dan
kimia.
2.
Karyanya
Di
perkirakan karyanya mencapai 200 judul dalam berbagai bidang keilmuan,tetapi
banyak karyanya yang hilang. Diantara karya-karyanya adalah :
a.
Kitab
al-Asrar
b.
Al-hawi
c.
Al-mansuri
d.
Kitab
Al-judar al-hasbah
e.
Al-thib al-ruhani dll.
3.
Filsafatnya
Al-razi adalah seorang yang rasionalis
murni, hali itu tampak dalam halaman pendahuluan karyanya, al-thalib
al-ruhani,ia menulis: “ Tuhan segala puji bagi-Nya, yang telah memberi kita
akal agar denganya kita dapat memperoleh sebanyak-banyaknya manfaat, inilah
karunia terbaik Tuhan kepada kita.
a.
Metafisika
Filsafat
Al-razi dikenal dengan ajaranya “lima kekal” yaitu :
1.
Allah ta’ala
2.
Jiwa universal
3.
Materi pertama
4.
Ruang absolut
5.
Masa absolut
Menurut Al-razi , dua dari lima yang kekal itu hidup
dari aktif, yaitu Tuhan dan jiwa/roh universal.satu dari padanya tidak hidupdan
pasif yaitu materi. Dua lainya tidak hidup, tidak aktiif dan tidak pula pasif,
yakni ruang dan masa.
b.
Moral
Pemikiran ar-razi tentang
moral,sebagai tertuang dalam bukunya al-thalib al ruhani dan al-sirah
al-falsafiyyah, bahwa tingkah lakupun mestilah berdasarkan petunjuk rasio. Hawa
nafsu harus berada di bawah kendali akal dan agama. Ia memeperingatkan bahwa
minuman khmar yang dapat meerusak akal dan melanggar ajaran agama, bahkan dapat
mengakibatkan menderita penyakit jiwa dan raga yang pada giliranya
menghancurkan manusia.
Ar-razi mengharuskan seorang dokter untuk
mengetahui kedokteran jiwa (al-thib al-ruhani) dan kedokteran tubuh (al-thib
al-jasmani) secara bersama-sama, karena manusia memerlukan hal itu secara
bersama-sama pula.
c.
Kenabian
Al-razi menyanggah anggapan bahwa
untuk keteraturan kehidupan manusia memerlukan nabi. Pendapat kontraversial ini
harus dipahami bahwa ia dalah seorang rasionalis murni. Akal menurutnya adalah
karunia Allah terbesar untuk manusia. Dengan akal manusia dapat memperoleh
manfaat sebanyak-banyaknya,bahkan dapat memperoleh pengetahuan tentang Tuhan.
Karena itu manusia tidak boleh menyia-nyiakan dan mengekang ruang gerak
akal,tetapi memberi kebebasan sepenuhnya dalam segala hal.jika akal tidak ada
maka sama halnya manusia dengan binatang atau anak-anak atau orang gila.
C.
AL-FARABI
1.
Biografi
Nama lengkapnya adalah Abu nashr
Muhammad ibn muhammad ibn tarkhan ibn auzalagh. Dikalangan orang-orang latin
abad tengah, al-farabi lebih dikenal dengan Abu Nashr (Abu nashr). Ia lahir di
wasij, ditrik farab(sekarang dikenal dengan kota atrar), turkistan pada 257 H
(870 M). Ayahnya seorang jenderal kebangsaan persia dan ibunya berkebangsaan
turki.
2.
Karyanya
a.
Syuruh
risalah zainun al-kabir al-yunani
b.
Al-ta’liqat
c.
Risalah
fima yajibu ma’rifat qabla ta’allumi al-falsafah
d.
Kitab
tahshil al-sa’adah,
e.
Risalah fi istbat
al-mufaraqah
f. Dan masih banyak lain sebaginya
3.
Filsafatnya
a.
Pemandu filsafat
Al-farabi
berusaha memadukan beberapa aliran filsafat (al-falsafah al-taufiqiyyah atau
al-falsafah) yang berkembang sebelumnya, terutama pemikiran
plato,Aristoteles dan plotinus, juga antara agama dan filsafat karena itu, ia
di kenal filsuf sinkretisme yang mempercayai kesatuan filsafat. Dalam ilmu
logika dan fisika,ia di pengaruhi oleh Aristoteles. Dalam masalah ahlak dan
politik, ia dipengaruhi oleh Plato. Sedangkan dalam persoalan metafisika di
pengaruhi oleh Plotinus.
Untuk
mempertemukan dua filsafat yang berbeda seperti halnya antara plato dan
aristoteles mengenai idea. Aristoteles tidak mengakui bahwa hakikat itu adalah
idea, karena apabila hal tersebut di terima berarti alam realitas ini tidak
lebih dari alam khayal atau sebatas pemikiran saja. Sedangkan plato mengakui
idea sebagai suatu hal yang bersiri sendiri dan menjadi hakikat segala-galanya.
b.
Metafisika
Dalam
masalah Ketuhanan Al-farabi menggunakan pemikiran Aristoteles dan
Neo-platoisme, yakni al-maujud al-awwal sebab pertama bagi segala yang ada.
Dalam pembuktian Tuhan Al-farabi mengemukakan dalil wajib al-wujud dam mumkin
al wujud. Menurutnya, segala yang ada ini hanya 2 kemungkinan dan tidak ada
alternatif yang ketiga.wajib al-wujud adalah wujudnya tidak boleh ada,
ada dengan sendirinya, esensi dan wujudnya adalah sama satu.sedang mumkin
al-wujud adalah sesuatu yang sama antara berwujud dan tidaknya.
c.
Jiwa
Adapun
tentang jiwa, Al-farabi juga dipengaruhi oleh filsafat Plato.Aristoteles dan
Plotinus. Jiwa bersifat rohani,bukan materi, terwujud setelah adanya badan dan
jiwa tidak berpindah-pindah dari suatu badan ke badan yang lain.
d.
Politik
Pemikiran
Al-farabi lainya sangat penting adalah tentang politik yang dia tungkan dalam
dua karyanya,Al-siyasah al-madaniyah (pemerintahan politik) dan Ar’a al-madinah
al-fadhilah (pendapat-pendapat tentang negara utama) banyak di pengaruhi oleh
konsep Plato yang menyamakan negara dengan tubuh manusia. Ada
kepala,tangan,kaki dan anggota tubuh lainya yng memiliki fungsi tertentu.
Menurut Al-farabi yang paling penting dalam negara adalah pimpinan atau
penguasanya, bersama-sama dengan bawahannya
e.
Moral
Konsep
moral yang diawarkan Al-farabi dan menjadi salah satu hal penting dalam
karya-karyanya, berkaitan erat dengan pembicaraan tentang jiwa dan politik. Ada
empat sifat jenis utama untuk mencapai kebahagiaan dunia akhirat (1). Keturunan
teoritis (2). Keutamaan pemikiran
(2).keutamaan pemikiran (4). Keutamaan
amaliah
D.
IBN
MISKAWAIH
1.
Biografi
Nama
lengkapnya adalah Abu ali muhammad ibn muhammad ibn ya’qub Ibn misqawah. Lahir
di kota Ray (iran) pada 320 H (932 M) dan wafat di ashfahan pada 9 Safar 421 H
(16 Februari 1030 M . ia belajar sejarah pada Abu bakar ahmad ibn kamilal-qadhi (350/960) tentang
buku tarikh al-thabrani dan belajar filsafat kepada Ibn al-khammar,
seorang komentator terkenal mengenai filsafat Aristoteles.
2.
Karyanya
a.
Al-fauz
al-akbar
b.
Al-fauz
al-azhar
c.
Tajarib
al-umam
d.
Uns
al-farid
e.
Tartib
al-sa’adah dll,
3.
Filsafatnya
a.
Metafisika
Ibn miskawaih tidak memberikan
perhatian besar terhadap masalah ketuhanan, karena ada masanya tidak banyak
lagi diperbincangkan masalah tersebut. Tuhan menurut Ibn miskawaih dalah zat
yang tidak berjism, azali dan pencipta. Tuhan esa dalam segala aspek. Tuhan
tidak terbagi-bagi karena tidak mengandung kejamakan dan tidak satupun yang
setara dengan-Nya.tuhan ada tanpa di tiadakan dan tidak bergantung kepada yang
lain, sedangkan yang lain membutuhka-Nya.
Menurut Ibn miskawaih,entitas pertama
yang memancar dai tuhan ialah Aql fa’al (akal aktif). Akal aktif ini
tanpa perantara sesuatupun. Ia kekal,sempuran,dan tak berubah. Dari akal ini
tumbuh jiwa dan dengan perantataan jiwa pula timbul planet (al-falak).
b.
Kenabian
Tampak Tidak ada perbedaan
pendapat antara Ibn miskawaih dan Al-farabi dalam memperkecil perbedaan nabi
dengan filsuf, sekaligus untuk memperkuat hubungam akal dengan wahyu. Semua
manusia membutuhkan Nabi sebagai sumber informasi untuk mengetahui sifat-sifat
keutamaan dan yang terpuji dalam kehidupan praktis. Nabi adalah pembawa ajaran
suci Tuhan.
Menurut Ibnu miskawaih Nabi dalah
manusia pilihan yang memperoleh hakikat-hakikat kebenaran, karena pengaruh akal
aktif atas daya imajenasinya.
c.
Moral
Menurut
Ibnu miskawaih moral atau akhlak adalah suatu sikap mental yang menandung daya dorong untuk berbuat tanpa
berpikir dan pertimbangan.
Ibn
miskawaih menolak pendapat sebagian pemikir yunani yang mengatakan akhlak
berasal dari watak tidak mungkin berubah oleh. Oleh ibnu miskawaih ditegaskan
kemungkinan perubahan akhlak itu terutama melalui pendidikan.dengan demikian
,dijumpai ditengah masyarakat ada orang yang memiliki akhlak yang dekat kepada
malaikat dan ada pula yang dekat dengan syetan. Jiwa memiliki tiga daya, yaitu
daya berpikir, daya keberanian, dan daya keinginan.
d.
Sejarah
Pemikiran
Ibnu miskawaih tentang sejarah bersifat filosofis,ilmiah dan kritis.
Menurutnya sejarah bukanlah sekedar narasi yang hanya mengungkapkan keberadaan
diri raja-raja dan menghiburnya, tetapi lebih jauh merupakan pencerminan
struktur politik,ekonomi masyarakat pada masa tertentu.dikatakan sejarah adalah
rekaman bangsa-bangsa atau negara-negara tentang pasang surut kebudayaanya.
E.
IBN
SINA
1.
Biografi
Nama
lengkapnya Abu ali al-husein ibn Abdullah ibn al-hasan ibn Ali ibn Sina.di
lahirkan di desa Afsyanah,dekat bukhara, transoxiana(persia utara)
Pada
370 H (8-980 M). Ayahnya berasal dari balakh kemudian pindah ke bukhara pada
masa raja Nuh ibn manshur dan di angkat oleh raja sebagai pengusaha di
Kharmitsan, satu wilayah dari kota bukhara. Di kota ini,ayahnya menikahi
sattarah dan mendapat tiga anak, ali,husein(Ibn sina) dan Muhammad.
2.
Karyanya
Pada
usia 20 tahun ia telah menghasilkan karya-karya cemerlang, dan tidak heran
kalau ia menghasilkan 267 karangan. Di antara karyanya adalah :
a.
Al-syifa,
latinya Sanatio (penyembuhan), ensiklopedi yang terdiri dari 18 jilid
mengenai fisika,matematika dan metafisika.
b.
Al-najah,
latihanya salus (penyelamatan), keringkasan dari al-Syifa
c.
Al-isyarah wa
al-Tanbihah (isyarat dan peringatan), menjadi logika dan hikmah.
d.
Al-hikmah
al-Arudhiyyah
e.
Hidayah al-rais li
al-amir, dll.
3.
Metafisika
Berkaitan dengan metafisika,ibnu sina
juga membicarakan sifat wujudiah sebagai yang terpenting dan mempunyai
kedudukan diatas segala sifat lain, walaupun esensi sendiri. Esensi dalam paham
ibnu sina terdapat dalam akal, seddangkan wujud di luar akal. Wujudlah yang
membuat tiap esensi yang dalam akal mempunyai kenyataan diluar akal. Tanpa
wujud esensi tidak besar artinya.oleh sebab itu wujud lebih penting dari
esensi. Tidak heran kalau Ibnu sina telebih dahulu mengajukan filsafat wujudiyah
/ existentialisme dari filsuf-filsuf lain.
Kalau
dikombinasikan esensi dan wujud dapat mempunyai kombinasi berikut :
1.
Esensi yang tak
dapat mempunyai wujud, dan hal yang serupa ini disebut oleh Ibnu sina yaitu
sesuatu yung mustahil berwujud(imposible being)
2.
Esensi yang boleh
mempunyai wujud dan boleh pula tidak mempunyai wujud.
3.
Esensi yang tidak
boleh tidak mesti mempunyai wujud. Disini esensi tidak bisa dipiisahkan dari
wujud, esensi dan wujud adalah sama dan satu.
b. jiwa
untuk membuktikan adanya jiwa, ibnu
sina mengajukan beberapa Argumen yakni,(1) argumen psikosifik,(2) argumen”aku”
dan kesatuan fenomena psikologis, dan (4) argumen manusia terbang di udara
Ibnu
sina membagi jiwa menjadi tiga bagian :
1.
Jiwa
tumbuh-tumbuhan
2.
Jiwa binatang
3.
Jiwa manusia
c. kenabian
Penadat ibnu sina tentang nabi bertitik tolak dari tingktan
akal. Akal materiil sebagai yang terendah adakalanya dianugerahkan Tuhan kepada
manusia akal materil yang besar lagi
kuat, oleh ibnu sina dinamakan yaitu intuisi. Daya yang ada dalam akal materi
serupa ini bgitu besarnya sehingga tanpa melalui latihan, dengan mudah dapat
menerima cahaya atau wahyu dari Tuhan.
d.
Tasawuf
Mengenai tasawuf menurut Ibnu sina
tidak dimulai dengan zuhud,beribadah dan meninggalkan keduniaan sebagimana yang
dilakukan oleh orang sufi. Ia memulai tasawufnya dengan akal yang di bantu oleh
hati.
F.
AL-GHAZALI
1.
Biografi
Nama
lengkapnya Abu hamid ibn muhammad Ibn Ahmad al-ghazali, digelar hujjah islam.
Ia lahir di Thus, bagian dari kota Khurasan,iran pada 450 H (1056 M). Ayahnya
dalah orang yang sederhana sebagai pemintal benang,tapi semangat keagamaanya
tinggi.
2.
Karyanya
Karyanya
diperkirakan mencapai 300 buah, di antaranya adalah :
a.
Maqashid
al-falasifah
b.
Tahafut
al-falasifah
c.
Mi’yar al-ilm
d.
Ihya ‘ulumuddin
e.
Al-munqiz min
aldhalal dll,
3.
Filsaftnya
a.
Epistimologi
Dijelaskan Al-ghazali dalam bukunya Al-munqidzbmin
Al-Dhalal, ia ingin mencari
kebenaran yang sejati, yaitu kebenaran yang di yakininya betul-betul merupakan
kebenaran.
b.
Metafisika
Dalam metafisika (ketuhanan), Al-ghazali
memberikan reaksi keras terhadap Neo-platisme islam, menurutnya banyak sekali
terapat kesalahan filsuf, karena meraka tidak tekiti seperti halnya dalam
lapangan logika dan matematika. Menurut AL-ghazali para ppemikir bebas tersebut
ingin meninggalkan keyakinan-keyakinan islam dan mengabaikan dasar-dasar
pemujaan ritual dengan menganggapnya sebagai tidak berguna bagi pencapaian
intelektualan mereka.
c.
Moral
Dalam karya awal Al-Ghazali, persoalan
akhlak belum menjadi masalah pokok. Hanya dalam satu karya masa awalnya, mizan
al-a’mal, akhlak merupakan bahan pemikiran utama. Kebanyakan karya-karyanya
akhirnya, bersifat etis moralitas yang menjamin kebahagiaan sempurna.
Ada tiga teori penting mengenai tujuan
mempelajari akhlak, yaitu (a) mempelajari akhlak sekedar sebagai studi murni
teoritis, yang memahami ciri kesusilaan(moralitas), (b) mempelajari akhlak
sehingga akan meningkatkan sikap dan perilaku sehari-hari, (c) karena akhlak
terutama merupakan subyek teoritis yang berkenan dengan usaha menemukan
kebenaran tentang hal-hal moral, maka dalam penyelidikan akhlak harus terdapat
kritik yang terus menerus mengenai standar moralitas yang ada, sehingga akhlak
menjadi subyek praktis, seakan-akan tanpa maunya sendiri.
d.
Jiwa
Menurut Al-Ghazali diciptakan Allah sebagai
makhluk yang terdiri dari jiwa dan jasad. Jiwa, yang menjadi inti hakikat manusia
adalah makhluk spiritual rabbani yang sangat halus.
BAB
III
FILSAFAT
ISLAM DI DUNIA ISLAM BARAT
A.
IBN
BAJJAH
1.
Biografi
Nama
lengkapnya adalah Abu bakar muhammad ibn yahya ibn al-sha’igh al-tujibi al-andalusi al-samqusti
inb Bajjah. Dilahirkan di saragossa, andalus pada tahun 475 H (1082 M), berasal
dari keluarga al-tujib, bekerja sebagai pedagang emas (Bajjah=emas).perjalanan
hidupnya dari kecil sampai dewasa kurang diketahui.
2.
Karyanya
a.
risalah al-wada
b.
risalah tadbir
al-mutawahhid
c.
kitab al-nafs
d.
risalah
al-ittishal
e.
kitab al-nabat
f.
risalah al-ghayah
al-insiyyah
3.
filsafatnya
a.
epistimologi
b.
metafisika
c.
moral
d.
politik
B.
IBN
THAUFAIL
1.
Biografi
Nama lengkapny adalah Abu bakar muhammad
ibn al-malik ibn muhammad ibn thaufail al-qaisyi. Di barat de kenal dengan
Abubacer, dilahirkan di Guadix, 40 Mil dari timur laut granada pada 506 H(1110
M) dan meninggal dikota maraaqesh,maroko pada 581 H (1185 M)
2.
Karyanya
Sebenarnya
Ibn thaufail lebih menggemari merenung dari pada kecenderungan untuk menulis,
oleh karena itu karyanya sedikit.
a.
Hayy
ibn yaqzhan
b.
Asrar al-hikmah dll.
3.
Filsaftnya
a.
Filsafat
dan agama
Menurut Ibnu thufail,
filsafat dan agama adalah selaras, bahkan merupakan gambaran dari hakikat yang
satu. Yang di maksud agama disini adalah batin dan Syari’at . sebagaimana figur assal yang ditampilkan dalam dalam
cerita tersebut. Tidak seperti agama yang di pahami Salaman, kendatipun antara
asal dan salaman sepakat untuk menjalankan Syari’at karena salaman mencukupkan
pemahaman unsur zahir saja.
b.
Metafisika
Ibnu thufail menunjukan bahwa pengalaman
hidup dan keseriusan menggunakan akal untuk mengamati keadaan yang mengitari
akan merupakan jalan yang seseorang mengetahui tuhan. Ibnu thufail membagi
sifat Allah menjadi dua macam yaitu :
1.
Sifat yang
menetapkan wujud Allah, sepereti ilmu, kudrah, dan hikmah. Sifat-sifat ini
adalah Zat-Nya sendiri, hal ini dimaksudkan untuk mencevgah banyak yang qadim.pada
Allah sebagaimana kyakinan Asy-ariah yang dipahami oleh Mu’tazilah.
2.
Sifat-sitat yang
menafikan hal kebendaan dari zat Allah, sehingga Allah maha suci dari kaitan
dengan kebendaan.
c.
Epistimologi
Ibnu thufail menunjukan dua jalan untuk
sampai kepada objek pengetahuan yang maha tinggi atau Tuhan. Jalan pertama
yaitu melalui wahyu, seperti ditempuh oleh Asal, dan jalan ke dua adalah
filsafat, semisal yang dilakukan oleh Hayy. Jalan pertama lebih pendek dari
jalan kedua.
d.
Jiwa
Konsepsi Ibnu thufail tentang jiwa sejalan
dengan Al-farabi, yakni ada tiga kategori jiwa, yaitu peratama : jiwa fadhilah,
yakni yang kekal dalam kebahagiaan karena mengenal Tuhan dan terus
mengarahakan perhatian dan renungan kepada-Nya.kedua jiwa fasiqah, yakni
jiwa yang kekal dalam kesengsaraan dan tempatnya di neraka. Ketiga jiwa jahiliyyah
yakni jiwa yang musnah karena tidak pernah mengenal Allah sama sekali.
C.
IBN
RUSYD
1.
Biografi
Nama lengkapnya adalah Abu
al-wahid muhammad ibn muhammad ibn Rusyd, di barat dan di dalam literatur latin
abad tengah akhir.
2.
Filsafatnya
a.
Metafisika
Dalam masalah ketuhanan, Ibnu rusyd berpendapat bahwa Allah
adalah penggerak pertama (muharrik al-awwal). Sifat positif yang dapat
diberikan kepada Allah ialah “Akal” dan “maqqul”. Wujud Allah ialah
Esa-Nya. Wujud dan ke-Esaan tidak berbeda dari zat-Nya.
Konsep Ibnu rusyd tentang
ketuhanan, merupakan pengaruh aristoteles, potinus, Al-farabi dan ibnu sina,
disamping agama Islam yang dipeluknya. Mensifati Tuhan itu Esa merupakan ajaran
Islam, tapi Tuhan sebagai penggerak pertama, tidak pernah dijumpai dalam
filsafat Aristoteles dan Plotinus, Al-farabi dan Ibnu sina.
b.
Moral
Ibnu Rusyd membenarkan teori Plato bahwa
manusia adalah mahluk sosial yang membutuhkan kerja sama untuk memenuhi
keperluan hidup dan mencapai kebahagiaan.
c.
Averroisme
Pada waktu pembakaran karya-karya Ibnu
rusyd yang musnah adalah dalam bahasa aslinya (Arab), tapi dalam waktu singkat
dibeberapa tempat di Eropa muncul karaya-karya Ibnu rusyd dalam bahasa latin dan Hebrew (Yahudi). Di perkirakan
tindak penyelamatan itu dilakukan oleh para mahasiswa universitas Cordova,
Sevila, Malaga, Granada, dan salamanca yang datang dari berbagai penjuru Eropa
yang sangat simpati dengan Pemikiran Ibnu Rusyd.
BAB IV
FILSAFAT ISLAM
SETELAH IBN RUSYD
A.
NASHRUDDIN
THUSI
1.
Boigrafi
Nama lengkapnya adalah Abu ja’far muhammad
Ibn muhammad al-hasan nashir al-Din al-Thuai al-Muhaqqia lahir pada 18
februari 12012 M/597 H di Thus, sebuah
kota di khurasan, tempat ia menerima pendidikanya dari Ibn Hasan. Thusi di
kenal seorang ahli matematika,astronomi,optik,geografi,
farmakologi,filsafat,musik, dan mineralogi terkemuka setelah invasi mongol.
2.
Karyanya
Karl
Brockelmann mengumpulkan tidak kurang dari 56 judul karya Thusi, sementara
ivanov mengatakan bahwa karya Thusi ada 150 judul. Di antaranya adalah :
a.
Asa al-iqtibas
b.
Al-tajrid ‘ilm
al-mantiq
c.
Ta’dil al-mi’yar
d.
Risaleh darurat-i
marg
e.
Fushul dll.
3.
Filsafatnya
a.
Metafisika
Metafisika
terdiri dari dua bagian :
1.
Ilmu ketuhanan (Ilm-i
Ilahi) mencangkup persoalan ketuhanan, akal, jiwa dan hal-hal yang
berkaitan dengan hal tersbut, seperti kenabian (nubuwwat), kepemimpinan
sepiritual (imamat) dan hari pengadilan (qiyamat).
2.
Filsafat pertama (falsafah-i
ula), meliputi alam semesta. Termasuk dalam hal ini pengetahuan tentang
ketunggulan dan kemajemukan, kepastian atau kemungkinan, esensi dan eksistensi,
kekekalan dan ketidakkekalan.
b.
Jiwa
Menurut AL-thusi jiwa merupakan substansi
sderhana dan immaterial yang dapat merasa sendiri. Keberadaan jiwa tidak
memerlukan pembuktian. Jiwa mengontrol tubuh melalui otot-otot dan alat-alat
perasa, tetapi ia sendiri ia sendiri tidak dapat di rasa lewat alat-alat tubuh.
Berbagai ragam yang di terima oleh jiwa, seperti logika,fisika,matematika dll,
tidak terjadi campur baur, dan dapat di ingat dengan jelas. Hal ini tidak
mungkin terdapat pada suatu substansi material yang kepastianya terbatas.
Karena itu jiwa adalah substansi Immaterial.kalaupun jiwa memerlukan tubuh
sebagai alat penyampurnaan dirinya, tetapi ia tidak begitu dikarenakan
pemiliknya akan tubuh.
c.
Moral
B.
MULLA
SHADRA
1.
Biografi
Nama lengkapnya adalah muhammad
ibn ibrahim yahya qawami syirazi, sering di sebut al-Din al-syirazi atau akhun
mulla shadra. Lahir pada tahun 979/980 H atau 1571/1572 M. Ayahnya pernah
menjadi gubernur wilayah Fars. Stastus sosial keluarganya tersebut dan sebagai
anak tunggal.
Dengan ringkas, perjalanan hidup
mulla shadra dapat dikelompokan kepada tiga, yaiitu :
a.
Masa pendidikan
dan latihan formal di syiraz dan isfahan.
b.
Masa kezuhudan dan
pembersiahan jiwa di kahak.
c.
Masa sebagai
pengajar dan penulis di syiraz.
2.
Karyanya
a.
Al-hikmah
al-muta’aliyah fi asfar al-aqliyyah al-arba’ah
b.
Al-hasyr
c.
Al-hikmah
al-arsyiyyah
d.
Huduts al-‘alam
e.
Khalaq al-a’mal
3.
Filsafatnya
a.
Epistomologi
Filsafat
dapat dibedakan kepada dua pembagian utama : (1) bersifat teoritis, yang
mengacu kepada pengetahuan tentang segala sesuatu sebagaimana adanya.perwujudanya
tercermin dalam dunia akali, termasuk jiwa di dalamnya sebagai dikemukakan oleh
Al-farabi dan Ibnu sina. (2) bersifat praktis, yang mengacu pada pencapaian
kesempurnaan-kesempurnaan yang cocok bagi jiwa. Perwujudanya adalah mendekatkan
diri kepada Tuhan, melalui semacam imitatio dei yang membuat jiwa berhak
memperoleh suatu hak istimewa seperti itu.
b.
Metafisika
1.
Wujud
Mulla shadara awalnya penganut pemikiran
metafisika esensialis Suhrawardi, tetapi dengan penagalaman spiritual yang
dikombinasikan dengan visi intelelektualnya, ia menciptakan apa yang disebut
Cobrin sebagai”Revolusi besar dibidang metafisika”, dengan memformulasikan
metafisika eksistensialis,menggantikan metafisika esensialis yang dianut
sebelumnya. Metafisika Mulla Shadra dibangun di atas tiga pilar utama, yaitu wahdah
(unity) wujud, asalah (principiality) wujud, dan tasyskik (gradation)
wujud.dan tidak dapat dipahami tanpa mendalami ontologi Ibnu sina serta
kosmologi dan poetika Suhwarwrdi.
2.
Jiwa
Mulla shadra mendefinisikan jiwa sebagai enthelechy
badan. Oleh karena itu, manakala jiwa itu tidak bersifat abadi, dalam arti
bermula, maka jiwa itu tidak bersifat abadi, dalam arti bermula, maka jiwa itu
tidak dapat dipisahkan dan bebas dari materi. Untuk mengatakan bahwa itu
terpisah dan bebas dari materi hanyalah dengan meyakini adanya pra-eksistensi
jiwa.
c.
Moral
Menurut Mulla Shadra, untuk memperoleh
kebahagiaan tertinggi menyatakan bahwa, tergantung pada kesempurnaan jiwa dalam
proses inteleksi (ta’aqul). Lebih lanjut Shadra mengatakan bahwa pengetahuan
dapat mengalih bentuk orang yang tahu dalam proses trans-substansi (harka
jauhariya)nya menuju kesempurnaan.
C.
MUHAMMAD
IQBAL
1.
Biografi
Muhammad
iqbal penyair (filsuf,ahli hukum,pemikir politik, dan revormis muslim adalah
tokoh dominan umat islam abad ke 20). Lahir di bulan Dzulhijjah 1289 H atau 22
februari 1873 M di sialkot.
2.
Karyanya
Diperkirakan
muhammad iqbal meniggalkan karya 21 monumental, di antaranya adalah :
1.
Ilm al-iqtisad
2.
Development of
meethaphysics in persia
3.
Islam as a moral
and political ideal
4.
Asrar-i khudiu
5.
Rumuz-i bekhundi
6.
Payam-i masyriq
3.
Filsafatnya
a.
Ego atau khudi
Konsep tentang hakikat ego
merupakan konsep dasar dari filsafat Iqbal, dan menjadi alas penopang
keseluruhan struktur pemikiranya. Masalah ini dibahas dalam karyanya yang
ditulis dalam bahasa persia dengan bentuk matsanawi berjudul asrar-i khudi, kemudian
dikembangkan dalam berbagai puisi dalam kumpulan ceramah yang kemudian di
bukuan dengan judul The recronstuction of
religious thought in Islam. Menurut Iqbal, khudi artinya harfi’ahnya
ego atau self atau individualitas, merupakan suatu kesatuan yang riil atau
nyata, adalah pusat dan landasan dari semua kehidupan, merupakan suatu iradah
kreatif yang terarah secara rasional.
b.
Ketuhanan
Pemahaman Iqbal tentang ketuhanan mengalami
3 tahap perkembangan, sesuai dengan pengalaman yang didahuluinya dari tahap
pencarian sampai tahap kematangan. Ketiga tahap itu adalah :
Tahap
pertama : dati tahun 1901 sampai kira-kira 1908. Tahap ini Iqbal cenderung sebagai
mistikus-panteistik.
Tahap
kedua : dari tahun 1908-1920. Pada tahap ini Iqbal mulai menyangsikan tentang
sifat kekal dari keindahan dan efisiensinya, serta kausalitas akhirnya.
Sebaliknya tumbuh keyakinan akan keabadian cinta, hasrat dan upaya atau gerak.
Tahap
ketiga : berlangsung dari tahun 1920-1938. Jika pada tahap ke dua merupakan
pertumbuhan, maka pada tahapan ketiga merupakan pengembangan menuju kematangan
konsepsi Iqbal tentang ketuhanan. Tuhan adalah “Hakikat sebagai suatu
keseluruhan”, dan hakikat sebagai suatu keseluruhan pada dasarnya bersiafat
spiritual, dalam arti suatu individu dan suatu ego. Tegasnya, ia adalah ego
mutlak, karena di meliputi segalanya.
c.
Materi
dan kausalitas
Menurut Iqbal, kodrat realitas yang
sesungguhnya adalah rohaniah dan semua yang sekuler sebenarnya adalah suci
dalam akar-akar perwujudanya.iqbal dalam hal ini mensitir nabi : “Seluruh bumi
ini adalah mesjid”. Adapu materi adalah suatu kelompok ego-ego berderajat
rendah, dan dari sana muncul ego yang berderajat lebih tingggi, apabila
penggabungan dan interaksi mereka mencapai suatu derajat lebih tinggi muncul
dari yang rendah, tidaklah mengurangi nilai dan kehormatanya.
d.
Moral
Filsafat iqbal adalah filsafat yang
meletakan kepercayaanya kepada manusia yang dilihatnya mempunyai kemungkinan
yang tak terbatas, mempunyai kemampuan untuk mengubah dunia dan dirinya
sendiri, serta mempunyai kemampuan untuk ikut memperindah dunia.
e.
Insan
al-kamil
Iqbal menafsirkan insan al-kamil atau
manusia utama, setiap manusia potensial adalah suatu mikrokosmos, dan bahwa
insan yang telah sempurna kerohanianya menjadi cermin dari sifat-sifat Tuhan,
sehingga sebagai orang suci dia menjadi khalifah atau wakil tuhan di muka bumi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar